Bupati Sampang

Bupati Sampang \'Tangkap\' Calo CPNS
Selasa, 03 Februari 2009, 18:11 WIB
Nama ponakan Bupati dicatut oleh pelaku untuk menipu calon PNS.

Dugaan keterlibatan pihak ketiga yang sengaja memanfaatkan dan mencatut nama keluarga Bupati H Noer Tjahja sebagai jaminan bisa lolos rekrutmen CPNS 2008 terbukti.

Itu setelah keluarga bupati berhasil menangkap seorang oknum PNS di lingkungan Pemkab Sampang berinisial DR. DR ditengarai menjadi calo dalam pelaksanaan CPNS pada 10 Desember 2008 lalu.

Berdasar hasil interogasi bupati, korban penipuan pencatutan nama keluarga bupati ini berinisial AD. Modusnya, DR mengaku memiliki kenalan 'orang penting' di Surabaya yang bisa meloloskan kerabat AD. Nah, wanita bertubuh subur itu membawa-bawa nama keponakan bupati yang kebetulan sama-sama berinisial DR.

"Kalau kerabat AD benar-benar lolos tes CPNS, maka DR akan menerima uang senilai Rp 20 juta. Duit itu informasinya diberikan kepada YO (salah seorang relasi DR di Surabaya, Red) untuk memuluskan lobi di tingkat pusat," terang Noer Tjahja, Senin (3/2) malam.

Kasus ini terungkap setelah AD mengonfirmasi kebenaran isu bahwa keponakan bupati meminta duit sebesar Rp 20 juta sebagai pelicin jaminan.

"Mendengar hal ini, keponakan saya langsung membantah dan memanggil DR. Setelah itu, langsung melapor dan membawa DR ke pendapa," ungkapnya.

Noer Tjahja sangat menyesali perbuatan DR. "Pokoknya, Pak Sjamsul harus memproses kasus ini sampai tuntas dan memberi sanksi tegas. Sebab, kasus ini jelas-jelas mencoreng nama baik keponakan dan kredibilitas saya sebagai bupati," katanya kepada Kepala Inspektorat Sjamsul Arifin.

Saking berangnya, malam itu bupati menolak permintaan maaf DR. "Tidak perlu minta maaf. Sebab, permintaan maaf Anda tidak akan menghentikan penanganan kasus ini. Sebaliknya, kasus ini harus tetap diproses sesuai ketentuan dan disiplin kepegawaian," tandas Noer Tjahja dengan mimik wajah serius.

Menurut dia, perbuatan DR tergolong nekat dan nyeleneh. "Sebab, DR membawa-bawa nama keponakan saya. Padahal, keponakan saya tidak pernah berhubungan dan menyuruh DR minta duit kepada AD. Artinya, nasib DR masih beruntung karena kerabat AD benar-benar lolos tes. Seandainya tidak lulus, ceritanya bisa lain," paparnya.

Orang nomor satu di lingkungan Pemkab Sampang ini menengarai, kasus pencatutan nama keluarga besarnya tidak dilakukan DR sendiri. Ada pihak lain yang ikut membawa-bawa nama baik keluarga bupati sebagai garansi untuk menipu orang.

"Kalau ada kasus seperti ini lagi, laporkan kepada saya supaya saya tangkap," tegasnya.

Sementara AD mengaku kaget karena keponakan bupati sebenarnya tidak pernah menyuruh DR meminta-minta duit.

"Padahal, saya sudah ngasih duit Rp 23 juta kepada DR. Uang itu diberikan secara bertahap sebelum pelaksanaan tes CPNS. Pertama, saya ngasih DR Rp 1 juta. Setelah keponakan saya lulus, DR diberi duit lagi Rp 22 juta. Sisanya, buat ucapan terima kasih kepada DR," ceritanya.

AD mengaku sejak awal memang tidak percaya dengan iming-iming yang dijanjikan DR. Tapi karena membawa-bawa nama keponakan bupati, dia percaya saja.

"Sesuai janjinya, DR siap mengembalikan semua duit yang pernah diterima," tegasnya sambil melirik DR yang duduk di sampingnya.

Kepada berita8.com, DR mengaku hanya menikmati uang pemberian AD sebanyak Rp 2 juta. Sisa duit sebanyak Rp 20 juta diserahkan kepada YO.

"Saya menyesal. Saya tidak punya motivasi apa pun mencatut nama keluarga bupati," katanya dengan wajah pasrah menunduk di hadapan bupati.(Hrs)

Sumber klik disini
Picture |
0 Responses

Posting Komentar

Untuk informasi lebih lanjut
hubungai segera
sobat evolusi.net
Jl. Imam Bonjol 21 H
Sampang-Madura-Jawa Timur-Indonesia 69212
email : sampang.bahari@yahoo.com